.post-body:hover {background:#000;color:#fff;} --> Girls' Generation SNSD

Jumat, 22 Februari 2013

FF "My First Love Story"




Title : My First Love Story
Author : Anggid Primastiti
Main cast : Taeyeon, Leeteuk
Other cast : Tiffany, Sooyoung, Yuri, Jessica, Seo (ceritanya Seo ini masih kecil umur 7 tahunan yaa)
Genre : Romance tapi gak romantis (?), sad tapi gak sad (?) -_________-

Pertama-tama aku mau bilang kalau aku bikin ff ini bukan karena aku plagiat !! Mungkin kalian udh pernah baca ffku ini, soalnya ff ini udh pernah aku share di fanspage facebook ^^
#NoBash!
#NoPlagiat!
#LeaveYourComment!

=========SAY NO TO PLAGIAT!=========

Like before read :D
.
.
.
C
E
K
I
D
O
T
 .
.
.

TAEYEON POV ~
Annyeong haseyo, namaku Taeyeon. Aku tinggal bersama eomma, appa, dan adik tercintaku, Seohyun. Hari ini, kami sedang berada di sebuah pantai yang tak jauh dari rumahku di Seoul.
"Wah.. aku ingin bermain banana boat itu, eon!" Seohyun memohon kepadaku sambil menunjuk-nunjuk banana boat yang sedang dinaikki seorang yeoja di tengah perairan. "Wah, tanya appa dulu sana!" suruhku supaya Seohyun meminta izin terlebih dahulu pada appa. Segera Seohyun berlari menuju appa yang sedang minum jus mangga bersama eomma di bar pantai. "Appa, aku dan eonni Tae boleh, ya, bermain banana boat itu? Kumohon, appa!" mohon Seohyun sambil menunjuk wajahku dan banana boat itu. "Uhm.. ne! Ini, appa kasih uang, jangan sampai hilang ne!" Appa memberikan uang pada Seohyun. Seohyun pun mendatangiku dan memberikanku uang pemberian appa, ia menarik-narik bajuku utk segera memesan satu banana boat utk aku dan Seo naikki.

-skip-

10 menit kemudian...
"Huaah, seru ne, eon?" tanya Seohyun padaku sambil nyengir. Aku hanya mengangguk, kemudian tertawa sekilas. Singkat cerita, aku dan keluargaku sudah berada di dalam mobil utk segera pulang ke rumahku. Tiba-tiba...
"Hupp..haah..hupp..haah..hh!" sepertinya eomma sulit bernafas. Aku, Seo, dan Appa tampak shock ! Mobil berbalik arah dan dipercepat oleh appa menuju Hospital Chaggi. Sepertinya eomma mengalami kejang-kejang karena kanker paru-parunya yang sudah menjadi stadium lanjut.

-skip-

Di Hospital Chaggi...
Eomma segera dibawa ke Unit Gawat Darurat. Tampaknya, Seohyun menangis tersedu-sedu. Appa segera menelpon saudara-saudaraku. Tak sadar, aku sudah meneteskan air mataku. "Huhuhu.. eomma, bertahanlah! Huhuhu.." tangisku. Tak lama kemudian, seorang lelaki berbaju putih dengan jasnya yang juga putih keluar. Terlihat dari perawakannya, beliau adalah seorang dokter. Appa berlari menuju dokter laki-laki yang terlihat sudah lansia itu. "Bagaimana keadaan istri saya, dok?" tanya appa tampak cemas. "Mianhaeyo, kami tidak bisa menolong istri bapak itu. Istri bapak sudah menghembuskan nafas terakhirnya karena kanker paru-parunya yang cukup ganas." jelas dokter itu. Beliau tampak menundukkan kepalanya. Aku, Seo, dan appa telah meledakkan tangis kami. Benar-benar menyedihkan! Keesokan harinya, jenazah eomma dikuburkan tepat di sebelah rumah kami.

-skip-

Dua bulan telah berlalu, seperti awan yang lewat mengejek begitu saja, tanpa adanya kegembiraan. Aku masih terus mengingat kisah suka dukaku bersama eomma. Kini, aku sedang menyendiri di kamar pribadiku yang serba berwarna pink  itu. KREEEK... appa membuka pintu kamarku. Dia hanya melihat tingkahku sambil geleng - geleng kepala. Lama-lama ia mendekatiku dan membelai rambut lembutku. "Nak, appa akan mencarikanmu eomma baru!" ucapnya dengan halus. Aku tersentak kaget. "APA? Eomma di surga tidak bisa digantikan oleh eomma siapa-siapa! Hanya eomma di surga! Huhuhu.." tangisku kembali meledak. "Kau tidak bisa seperti itu! Seohyun sudah menyetujuinya. Hanya ini yang terbaik untukmu, appa, dan adik perempuanmu itu nak. Lusa, pernikahan akan digelar dan kita akan segera tinggal di Incheon." jelas appa panjang lebar. "Kalau itu keputusan appa, aku tidak akan tinggal di Incheon." teriakku. Appa terus membujukku, namun aku hanya bisa menangis.

AUTHOR POV ~
Sekarang, Taeyeon dan keluarganya beserta eomma baru Taeyeon dan Seo berada di mobil menuju ke Incheon. "Appa, turunkan aku sekarang!" ucap Taeyeon geram pada appanya. "Aku tak ingin tinggal serumah sama tante-tante hurik ini!" ucap Taeyeon lantang, sembari melirik eomma barunya dengan tatapan tajam plus sinis. "Panggil di eomma, Taeyeon! Dia istri appa, jadi udah jadi eomma baru kamu, mengerti?" tegas appa pada yeoja manja, Taeyeon. "Aniio! Aku tak akan tau dan tak mau tau itu! Dasar tante hurik >< !" balas Taeyeon. "Sudahlah, kalau Taeyeon mau memanggilku dgn sebutan Tante juga tak apa, iya kan nak?" tanya eomma baru Taeyeon. Seohyun yang melihat hanya bisa tertawa-tawa sendiri. Seohyun gila kalik ya? Hahaha...

TAEYEON POV ~
Huh, kalau gini terus, aku jadi malas! Lebih baik, aku tidur saja deh! pikirku. Aku segera meraih bantal elmo-ku dan segera menuju ke alam mimpi.

2 jam berlalu...
"Nak, kita sampai! Ayo, turun! Kemasi juga koper-koper kalian ya!" atur eomma. "Iya, iya, aku tau!" sewotku. Tampaknya, Seohyun sudah masuk ke rumah baruku di Incheon bersama appa. Aku langsung lari mengikuti appa yang berwarna pink. Dan eomma, kutinggalkan sendiri tanpa membantu mengangkuti koper-kopernya, karena aku masih terpukul karena kejadian meninggalnya eomma.

"Taeyeon, ini kamar kamu ya. Kamu Seo, kamarmu di sebelah kamar Taenni yaa..!" ujar appa. Beliau mengatur kamarku dan kamar Seohyun. Tiba-tiba, eomma yang ku anggap sebagai tante hurik itu masuk sambil membawa koper-kopernya. "Appa, kamarku kecil amat!" protesku kepada appa sambil menarik lengan jasnya. "Ini sudah paling besar, sayang! Kamar Seo aja kecil kok, appa dan eomma juga kecil." katanya. Tanpa menjawab sahutan appa, aku langsung masuk ke kamar baruku sambil membawa koper-koperku, kemudian menutup pintu kamarku.

TAEYEON's APPA POV ~
Ya Tuhan, kenapa Taeyeon jadi begini ya? Sepertinya dia masih terpukul karena eomma-nya yang kini berada di surga. pikirku.

AUTHOR POV ~
 Keeseokan harinya, Taeyeon sepertinya bangun pagi sekali. Sebelumnya, appa dan eomma barunya telah mendaftarkan Taeyeon di SMA Seoul dan mendaftarkan Seohyun di SD dekat rumah. Kini, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak yeoja cantik itu sedang bersiap-siap di meja makan untuk sarapan pagi.

TAEYEON POV ~
 "Appa! Aku di sekolahkan dimana?" tanyaku. Kali ini aku merasakan senang yang entah mengapa aku bisa seperti ini. "Sudah, nanti kamu lihat saja. Nanti appa akan antarkan kamu!" sahut appa.

Singkat cerita, aku sudah sampai di SMA megah yang berpusat di kota Seoul. "Nah, kamu nanti harus mengikuti MOS!" ingatkan appa. Aku memalingkan wajahku ke wajah appa. Raut wajahku berubah 180 derajat karena kecemasanku. MOS adalah kegiatan sekolah yang paling kubenci, karena pasti kita akan dijadikan budak oleh kakak kelas! "Yasudah, aku masuk dulu, bye~" aku berkata pada appa dengan muka pucat dan lesu. Kemudian aku berlari menuju ruang kelasku yang sebelumnya aku sudah diberikan peta kelasku dari penjaga pintu gerbang SMA.

AUTHOR POV ~
Taeyeon pun akhirnya sampai di pintu kelasnya. Namun, setelah meletakkan tas-nya di salah satu tempat duduk disebelah anak perempuan yang memakai penname Tiffany, ia segera keluar kelas untuk melakukan kegiatan MOS yang diketuai oleh ketua OSIS.

"Selamat pagi semuanya, saya ketua OSIS disini! Nama saya Leeteuk. Panggil saya dengan sebutan Kakak, karena saya kakak kelas kalian, mengerti?" jelaskan kakak kelas yang bernama Leeteuk itu. Taeyeon merasa kesal dengan kegiatan MOS ini.

TAEYEON POV
Tiba-tiba, sesosok wanita bertubuh bagus mendekatiku. Ternyata dia adalah seorang kakak kelas yang terlihat memakai penname Choi Sooyoung. "Kalian semua, saya wakil ketua OSIS. Sooyoung imnida. Sekarang, punguti sampah yang ada di sekiitar kalian dan buang di tempat yang tepat, SEKARANG!" ucap kakak kelas itu dengan tegas dan berteriak didepanku tepat, membuat telingaku tuli. Dengan serentak, anak-anak MOS lainnya memunguti sampah didekatnya, terkecuali diriku. Aku begitu malas melakukan hal ini. Hahaha, mungkin aku terlihat konyol jika melakukan hal ini. "Hei!" kakak kelas bernama Sooyoung itu berteriak dan menatapku tajam dengan tatapan horornya. "Kenapa kau tidak melakukan hal yang sama seperti anak-anak lainnya?" tanya seorang teman dari Sooyoung. Ia memakai penname Jessica. "Ehm, masalah ya buat anda?" tanyaku lantang dengan tatapanku yang super jutek hari ini. "Eh, mau kita kasih hukuman? Yaudah!". Aku diam saja. Ketiga kakak kelas yang menggangguku  yang satunya bernama Yuri, sedang berbisik-bisik. 'Baiklah, kau harus nyanyi lagu Balonku Ada Lima, dengan huruf vokal E ! Sekarang!" teriak mereka bertiga serempak. Huh, terpaksa aku menyanyikan lagu aneh ini kepada mereka bertiga. "Belenke ede leme, repe-repe wernenye, hejee keneng kelebe, mereh mede den bere, meletes belen hejee der, heteke senget kecee, belenke tenggel empet, kepegeng eret-eret." Aku bernyanyi utk mereka. Tampaknya, mereka senang menertawakanku seperti ini. Tanpa terasa, map berisi surat daftar masukku menjadi anggota OSIS terjatuh! Mereka melihat fotoku yang belum ada tanda tangan dari ketua OSIS. Oh, ini benar-benar GAWAT!

"Loh? Kok belum ada tanda tangan ketua OSIS sih?" tanya Yuri melongo, kemudian menutup mapku yang terbuat dari kertas dan berwarna hijau. "Cepatlah segera meminta tanda tangan Leeteuk, sebelum kamu kena marahnya dan marah Kepala Sekolah kalau ada pengecekan! Sekarang!" bentak Yuri sambil menyerahkan map itu. Ia langsung pergi dengan diikuti oleh sahabatnya yang sama-sama kejam, Sooyoung dan Jessica. Aku benar-benar bingung dan shock!  Aku takut kena marahnya. Wah, benar-benar, campur aduk! Sebaiknya, aku pasrah saja dimarahin Leeteuk, demi mendapatkan tanda tangannya. Aku harus menghampiri Leeteuk. Ayo, Taeyeon! Kau bisa! kata hati kecilku. Aku berlari kecil menuju Leeteuk.

"Itu Leeteuk!" pekikku. Terlihat, namja itu sedang tidak memperhatikan anggotanya yang sedang ikut MOS. Ia malah sedang duduk duduk sambil mendengarkan musik lewat IPOD-nya.
"Ehem, permisi Leeteuk." ucapku kecil. Aku sangat gugup! Leeteuk tetap diam sambil asyik mendengarkan musik di IPOD-nya yang terlihat sedang mendengarkan lagu Monalisa - MBLAQ. Aku mengetahuinya karena terlihat judul lagunya di layar IPOD-nya. "Permisi, Leeteuk!" aku mempekik cukup keras. Dia mendongakkan kepalanya dan melihatku dengan tatapan lumayan tajam. Ia melepaskan headset-nya yang menempel di telinganya. "Apa?" tanyanya dingin. "Umm, aku minta tanda tangannya, karena mapku belum tertulis tanda tanganmu. Ini!" kataku mulai percaya diri, sambil menyerahkan mapku kepada namja lumayan tampan itu. Tanpa berkata apa-apa, ia mengambil mapku dan melemparnya ke lantai begitu saja. Aku tak tau, aku tak merasa salah padanya, kok dia melempar mapku sih? "Heh, jangan lempar mapku dong, aku datang tak cari gara-gara! Tanda tangan aja apa susahnya sih?! Paling 5 menit gak ada kok!" aku mendengus kesal. "Kau berbuat salah! Hanya aku yang tau itu!" katanya kejam membuatku bertambah kesal.

Aku pun pergi meninggalkan ketua OSIS itu sendirian. Aku memang sedang jengkel dengannya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku dari belakang Puk! "Tiffany! Sedang apa kau disini?" tanyaku sedikit dingin. "Tadi, kulihat kau dicaci maki oleh Leeteuk ya? Maklumin aja." ucapnya santai. Ia tampak sudah mengenal dekat watak Leeteuk. "Kau tau Leeteuk itu kayak gimana? Kok maklumin sih?" tanyaku curiga. Tiffany mengernyitkan dahinya. "Leeteuk itu kakak sepupuku. Kalau dia lagi kenal seseorang yang masih baru dimatanya, apalagi berbuat salah, dia pasti suka marah-marah gak jelas, jadi sabar aja!" katanya.

Setelah kami bercakap-cakap mengenai sifat Leeteuk yang cukup mengerikan itu, aku dan Fany memutuskan untuk pergi ke taman. Tiba-tiba...
BRAKKK... sepertinya aku menabrak seseorang yang tak asing lagi. Dia Leeteuk! "Ngapain, namja yang super judes ini selalu menggangguku! Padahal kan baru kenal!" aku mempekik cukup keras  sehingga terdengar oleh Leeteuk. "Kau bilang apa tadi? Judes? Beraninya ka.." usaha Leeteuk untuk memukulku terhentikan karena tangan Tiffany yang menghalangi tangannya. Leeteuk menurunkan tangannya dan menghembuskan nafasnya cukup keras, kemudian ia pergi.

AUTHOR POV~

Taeyeon dan Tiffany pun segera menuju taman sekolah yang cukup luas itu. Bisa dibilang, taman itu berbeda dengan taman di sekolah-sekolah lainnya. hmm.. perfect !

TAEYEON POV~

-skip-

Jam sdh menunjukkan pukul 20.30, meski sudah malam, waktu tidak bisa membuatku beranjak dari teras rumah miniku ini. Ya, aku sedang melamun sambil melihat ribuan di angkasa sambil memikirkan eomma di teras. "Sedang apa eomma disana? Eomma, sudah makan belum? Eomma, suatu saat kita bisa bertemu kembali, eomma." aku berbicara sendiri. Kemudian eomma tiriku datang menghampiriku. Terlihat sudah ada secangkir cokelat panas di tangannya. "Taeyeon, apa yang kamu lakukan disini?" tanyanya sambil menaruh cangkir cokelat panas itu di meja kecil yang sengaja di letakkan di teras. "Hmm.. berbicara pada eomma." jawabku spontan dengan lembut. Oh, aku benar-benar rindu pada eomma. "Minumlah cokelat panas ini, supaya kamu tenang. Kalau sudah, masuklah ke dalam dan segera tidur. Besok, kan, kamu masih ada MOS, Tae." jawabnya. Hmm.. mulai ku minum cokelat panas itu perlahan-lahan karena aku tahu, minuman itu masih panas jadi aku tiup-tiup dulu baru ku minum perlahan-lahan. Minuman itu cukup membuatku tenang. Sampai akhirnya aku masuk ke dalam rumah dan tidur di kamar.

keesokkan harinya

"Taenni, banguuun!"  terdengar suara di telingaku.
"Taenni, ayolah bangun!" suara kecil itu membuat telingaku tergelitik.
"TAEYEON EONNI!!!" suara dari gadis kecil sekarang berubah menjadi suara monster. Ya, aku tahu itu suara Seohyun, adikku yang super duper menjengkelkan. "Cepat eonni k..." sengaja omongan Seohyun kuputus. "Cukup! Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan!"  kataku sambil beranjak menuju kamar mandi. Kuhiraukan pukul berapa ini.

selesai mandi

 "Eomma!!" Aku memanggil eomma (tiri) ku yang sedang membersihkan meja. Dia lari menghampiriku sambil masih membawa kemocengnya. "Eomma, appa sama seo mana?" tanyaku bingung. "Tae, tadi baru saja appa sama seo pergi berangkat. Taeyeon sih, pakai acara telat bangun segala. Tadi appa bilang kamu disuruh naik ojek saja." jawab eomma santai. Aku kaget plus panik. Aku ditinggal? Benar-benar jahat! Kini aku hanya bisa pasrah sambil mendengus lesu. Aku pamit pada eomma dan berjalan menuju sekolahku. Aku sangat malas naik ojek, bisa dibilang aku trauma. Yang tahu akibat dari aku trauma pada ojek hanya aku dan Tuhan saja.

Kulangkahkan kakiku dengan lesu di trotoar jalan Apguchung. Benar-benar menyebalkan! Tiba-tiba, motor ninja besar berwarna merah mendekat. Motor itu berhenti tepat saat aku menghentikan langkahku. Pengendara motor itu melepas helmnya, aku pun menatapnya curiga. "OH! Kau lagi !! Ishh... Sial sekali aku hari ini !!" pekikku. Aku menyemburkan amarahku ketika melihat ternyata Leeteuk yang mengendarai motor ninja itu. Mungkin aku sedikit lebay (?) tapi itu memang menyebalkan bagiku!

"Nah, yeoja aneh, masih berani kau membentakku seperti itu?" tanyanya santai. "Berani saja! Aku tak takut denganmu, namja menyebalkan!" jawabku lantang. Omongan itu spontan langsung tersembur dari mulutku. "Oh, yasudah kalau begitu. Tadinya aku ingin menawarimu untuk naik ke atas motor kerenku ini dan mengantarmu ke sekolah karena kulihat kau tak ada tumpangan. Tapi, karena kau si yeoja aneh, sudah membentakku dengan seperti itu, tidak jadi deh!" ucapnya. Oh, dia mau memanas-manasiku? Hah! Dasar, kau, LEETEUK! Aku hanya diam mematung sambil memendang amarah. "Oke, maukah kau ke sekolah bersamaku? Naiklah ke atas motor kerenku ini, jika kau mau." katanya enteng. Ia menatapku dengan tatapan menggoda, mungkin ia mencoba menggodaku supaya aku naik ke atas motor huriknya itu. "Karena aku sedang 'kere' hari ini, aku ikut denganmu!" jawabku sambil menaikkan daguku ke atas. "Bagus."

Brrmmm brrmm bbrrmm....
Ia mencoba men-starter motornya. Aku pun naik ke atasnya dan... oh! astaga! Dia malah sudah lari. "Hei.. Kau meninggalkanku! OMO!! LEETEUK!!" Leeteuk ternyata mencoba memanas-manasiku. Padahal? Ia menelantarkanku!


LEETEUK POV~

"Haha, dasar yeoja bodoh! Mau-maunya ia kubodoh-bodohi. Siapa juga yang mau mengangku yeoja sepertimu? Tak sudi!" aku bergumam pelan, tetapi sedikit keras juga (?). Sungguh, aku sangat membencinya, siapa lagi kalau bukan Taeyeon!

AUTHOR POV~

Akhirnya Leeteuk pun sampai di sekolah megah yang terletak di sudut jalan Apguchung. Ia segera masuk ke lapangan dan mengatur siswa yang mengikuti MOS. Tiba-tiba, seseorang yeoja berwajah 'dorky' datang dengan ngos-ngosan. Tampaknya ia terlambat datang. Siapa lagi kalau bukan Taeyeon.

TAEYEON POV~

"Aishh.. kenapa aku harus terlambat begini sih? Arggh!" geramku gemas. Ini semua seperti bencana bagiku. Seorang namja bertubuh tegap menghampiriku. Aku tahu kalau itu Leeteuk, si Ketua Osis yang benar-benar menyebalkan. Tiga orang yeoja mengekor di belakang Leeteuk, dia Sooyoung, Yuri, dan Jessica, ketiga anak yang menghukumku kemarin. "Kenapa kamu terlambat?" tanya Yuri. Ia memberiku pandangan cuek. Sepertinya ia bosan. "Bukan urusanmu!" aku menjawabnya dengan woles (?) *emang di korea ada woles?xD*. "Taeyeon! Kamu masih anak baru! Gayanya aja, belagu amat!" ujar Leeteuk. "Sekarang, kamu akan kami beri hukuman, anak muda!" perintah Jessica. Benar-benar dingin perkataan Jessica itu! "Anggota OSIS dan para peserta MOS lainnya akan bertanding basket pagi ini. Kecuali kamu! Kamu tidak kami perbolehkan ikut bertanding! Sebelum pertandingan dimulai, bersihkan lapangan basket ini SAMPAI BERSIH!! Tidak boleh ada sampah sedikitpun!" Leeteuk mulai membentakku. Sooyoung sedari tadi hanya terdiam, memainkan kuku-kukunya.
Siapa juga yang mau ikut bertanding! Huh! batinku. Jengkel, sebal, marah, itulah yang aku rasakan saat ini.

Aku mulai beranjak ke lapangan yang luas itu. Banyak sekali sampah-sampah disana. Aku memungutnya satu per satu, dan membuangnya di tempat yang tepat. Singkat cerita, aku sudah selesai menyelesaikan pekerjaan yang menurutku tidak cukup berat ini. Pertandingan basketpun dimulai. Ya, anak MOS vs anak OSIS ! Jelas aku mendukung anak MOS dong :D

Kulihat Tiffany tampak kewalahan untuk mendribble bola menuju ring. Bola digiring oleh Tiffany menuju ring anak OSIS. "Yaa, ayo Fany!! Fany!!" aku menyemangatinya dari kursi penonton. Di kursi penonton, hanya ada aku. Tiba-tiba saja, bola yang tadi di giring oleh Tiffany, direbut oleh sang ketua OSIS, yaitu Leeteuk. Ia mendribble-nya dengan cepat. Tangan kanan dan kirinya begitu lihai menggerakkan bola berat itu. Ia cukup keren!
- skip -
Pertandingan selesai. Wah, ternyata menang anak OSIS. Huh, sebal! Aku ingin anak MOS yang menang. Aku pun mulai pergi meninggalkan kursi penonton, karena aku sangat lapar, tujuanku kali ini adalah ke kantin.

Puk! Seseorang menepuk bahuku pelan. Aku menoleh ke belakang. "Tiffany!" aku kaget. Tiffany segera duduk di sampingku. Sebelumnya ia sudah memesan ramen di pemesanan makanan. "Taeyeon, kamu kenapa kok tadi tidak ikut bertanding?" aku kembali lesu mengingat kejadian tadi. "Ya, aku terlambat masuk sekolah, jadinya aku terlambat deh! Kemudian, aku dihukum." aku menceritakan itu kepada Tiffany. Tidak lama kemudian, segerombolan anak yang kuketahui salah satunya bernama Leeteuk datang menghampiri meja di belakang mejaku dan Tiffany. Aku gemas berada di depan mereka. Aku dan Tiffany memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

keesokan harinya

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagiku. Benar sekali, hari ini sudah tidak ada MOS lagi. Yippie.. aku jadi tidak disuruh-suruh lagi deh. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, menuju ke kelas. Kulewati ruang OSIS, sepi. Biasanya terdengar suara lelaki dengan nada berat membentak anggota lainnya. Ya, itu suara Leeteuk. Tapi, kini tak kudengar suara Leeteuk. Kulihat Sooyoung keluar dari ruangan OSIS. "Annyeonghaseyo eonni Sooyoung. Leeteuk oppa dimana?" sapaku ramah. Kuberusaha ramah untuk hari ini kepada semua orang terutama kakak kelas yang sudah menjadikanku budak saat MOS dulu. "Tidak masuk." jawabnya suram. Kemudian ia berlalu begitu saja. Heran, ada apa dengannya?

"Tiffany! Annyeonggg!!" teriakku sesampainya dikelas menyapa Tiffany, seperti berteriak menggunakan toa (?). "Taeyeon." ia menyebut namaku pelan. "Eh, tadi saat kulewati ruang OSIS, kok tidak ada ocehan kakak sepupumu itu, sih? Kemana dia?" Tiffany kaget mendengar pertanyaanku. "Hmm.. dia tidak masuk. Aku tidak tahu penyebabnya, mungkin dia sakit." ujarnya dengan wajah penuh dusta. Tiffany berbohong?

-skip-

Seminggu sudah berlalu. Kulewatkan sekolahku tanpa ocehan Leeteuk. Ada rasa kangen juga, sih. Tapi, ah sudahlah!

Kini, aku mempunyai hobi baru. Setiap sore hari jika waktuku luang, aku menghampiri panti tempat anak-anak berpenyakit kanker tinggal. Disana, banyak sekali manusia-manusia berusia muda, sudah terkena kanker. Hatiku tersentuh. Setiap aku kesana, aku mengajak mereka semua bermain. Disana juga aku bertemu dengan badut lucu. Badut itu bernama 'Chocho'. Aku tahu, dibalik badut itu pasti manusia, hanya mungkin dia berprofesi menjadi badut.
Sudah seminggu itu pula aku berteman dengan Chocho.

"Taeyeon, annyeong!" sapa Chocho. Sebenarnya, suara Chocho sangat familiar di telingaku. "Annyeong, Chocho. Sudahkah kamu menghibur mereka semua?" tanyaku. Ia mengangguk pelan, sepertinya ia sedang menyimpan sesuatu. "Hmm.. kau menyembunyikan sesuatu dariku ya?" tanyaku curiga. "Tidak! Aku adalah badut yang terbuka, aku tidak pernah menyembunyikan sesuatu kepada siapa-siapa." jawabnya sambil tersenyum. Lagi-lagi suara yang acap kali kudengar terdengar dari mulut badut itu. Hmm.. tapi suara siapa ya?

Keesokan harinya, aku kembali ke sekolah. Lagi-lagi, tidak kulihat Leeteuk disana. "Kemana, sih, dia?" ucapku kesal. "Hayoo.. Taeyeong, kau menyimpan sesuatu pada Teukippa ya?" goda Tiffany yang tiba-tiba nongol (?) di sampingku. "Ah.. aniiya! Aku hanya, hmm.. ingin menyapanya saja." ucapku nyengir kuda.

3 Minggu selanjutnya, tak kutemukan Leeteuk. Tiba-tiba saja, Seohyun menderita penyakit demam berdarah. Ia dirawat di Cheomps Hospital. Aku bersedih, eommaku sudah meninggal, apakah Seohyun juga mau diambil juga?
Kulewati lorong rumah sakit. Ku pandangi jendela kamar pasien yang kulewati. Tiba-tiba saja, aku melihat seorang namja tengah berbaring lemah di kasur Cheomps Hospital. Namja itu mirip Leeteuk, tapi kenapa rambutnya botak? Kulihat pintu kamar itu. Tertulis "Kamar 263 Penderita Kanker". Seorang suster keluar dari kamar itu. "Gwonghani, suster, siapa nama pasien kamar nomor 263?" tanyaku penasaran. "Park Jung Soo, atau Leeteuk. Anda siapa?" jawab sekaligus tanya sang suster dengan sopannya. "Ah, saya chingunya. Dia sakit apa?" tanyaku kepo (?). "Pasien menderita kanker otak." jawab sang suster. "Anda, Taeyeon?" tanya suster. "Bagaimana anda bisa tahu?" tanyaku, aneh, suster itu tahu namaku? Darimana? "Maaf, anda tidak diperbolehkan menjenguk pasien. Permisi." Suster itu berlalu dengan langkah tergesa-gesa. Ada apa?

3 Hari selanjutnya, aku kembali ke Cheomps Hospital. Seohyun masih belum bisa pulang ke rumah, malah penyakitnya itu menjadi-jadi. Appa dan eomma tiriku seharian menginap di rumah sakit hanya untuk menjaga Seo. Aku memang ttp tinggal di rumah, untuk menjaga rumah. Aku kembali melewati kamar nomor 263. Sudah kosong? Tidak kulihat satu orang pun disana. Di dalam kamar terlihat gelap!

Dokter dengan penname bernama Dr. Lee Hae Ra lewat di depanku. Kusapa, kemudian kutanya mengenai pasien kamar 263. "Annyeonghaseyo, saya mau tanya, dimana pasien yang kemarin menginap di kamar 263?" tanyaku. "Oh, dia, sudah dipindahkan ke kamar mayat tadi pagi." Aku tersentak kaget! Bagaimana tidak? Selama ini aku selalu memusuhinya, belum sempat aku minta maaf, nyawanya sudah diambil oleh Tuhan. Tidak terasa, air mata mengalir deras di pipi. Sang dokter hanya bisa berlalu. "Leeteuk.." aku menyebut namanya pelan. Leeteuk, oh, leeteuk...

Saat aku berjalan menuju ruang tunggu di depan Cheomps Hospital, kulihat ibu-ibu berambut keriting menghampiriku. "Kau Taeyeon?" tanyanya, sontak membuatku curiga. "Ne, waeyo?" tanyaku dingin. "Ini, Leeteuk menitipkan kotak ini kepadamu. Saya, eomma dari Leeteuk."

Splash!!
Aku merasa tak enak sudah menjawab pertanyaannya itu dengan dingin. Ternyata, dia ibunya Leeteuk. "Mianhamnida, aku telah tidak sopan padamu, mianhae, mianhae.." tanyaku menunduk. Beliau mengangguk angguk saja.
Mulai kubuka kotak itu saat sudah tidak ada ibu Leeteuk. Kulihat sepucuk surat dengan kertas berwarna pink, dan boneka rilakkuma (?) kecil di kotak itu. Mulai kubuka dan kubaca surat itu.
Aku kembali menitikkan air mata. Larut dalam kesedihan yang mendalam. Leeteuk, diusia mudamu, kau sudah di ambil? Leeteuk...

Di dalam kotak itu, ada sebuah surat mini berisikan pernyataan bahwa Chocho adalah dirinya. Ia sengaja menjadi badut demi menghibur anak-anak yang berpenyakitan seperti dia, penyakit kanker.

Tak terasa, hujan turun deras. Keesokan harinya, Leeteuk dimakamkan. Aku menangis tersedu-sedu. "Leeteuk, kenapa kau tidak memperbolehkanku menjengukku? Leeteuk... Leeteuk... I Love You.. You are my first love.."
ujarku pelan sambil menaburkan bunga ke atas makam Leeteuk.
"Leeteuk.. semoga kau tenang di alam sana..."

--------------------END--------------------

Gimana? Gaje? Jelek? Aneh? Emang xD
NO PLAGIAT!!

2 komentar:

  1. Gladysviera Arianja ♥TaeSoo♥14 September 2013 pukul 16.39

    Cerita nya bagus banget aku sukaaa{} apalagi pas adegan taeyeon baca surat itu:') terus berkarya ya,thor.....jangan lupa ajarin aku cara bikin FF(?) Soalnya dari dulu aku bikin ff tp gak bisa sebagus ini.wkwk-_-

    BalasHapus